Skip to main content

BRIN Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional SABRAO dan CSSP di Filipina

  • 12 September 2024
  • Source/s: BRIN

Cibinong - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Tanaman Perkebunan turut berpartisipasi dalam Konferensi Internasional SABRAO (Society for the Advancement of Breeding Research in Asia and Oceania) dan CSSP (Crop Science Society of the Philippines) yang berlangsung pada 12-16 Agustus 2024 di Filipina. Konferensi ini merupakan platform penting untuk memperkenalkan hasil penelitian terbaru serta menjalin kolaborasi di bidang pemuliaan tanaman.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) bekerja sama dengan Philippine Council for Agriculture, Aquatic and Natural Resources Research and Development (PCAARRD) dari Departemen Sains dan Teknologi, dengan mengusung tema "Emerging Paradigms in Crop Science and Breeding: Cultivating Sustainable Solutions and Partnerships for a Resilient Future."

Partisipasi BRIN dalam konferensi ini menegaskan komitmennya dalam memperkuat jaringan internasional dan mengembangkan kolaborasi penelitian di bidang pemuliaan tanaman. Keikutsertaan ini juga membuka peluang bagi pertukaran ilmu pengetahuan dan penemuan terbaru dalam pemuliaan tanaman, yang dapat mendukung kemajuan riset dan inovasi di Indonesia.

Dalam sesi Technical Oral Paper Presentation, Nur Kholilatul Izzah dari Pusat Riset Tanaman Perkebunan mempresentasikan penelitian tentang Morphological dan Molecular Characterization dari empat populasi F1 kakao. Cici Tresniawati juga memaparkan penelitian mengenai aplikasi penanda SSR untuk ketahanan terhadap penyakit Black Pod pada 62 hibrida kakao unggul.

Nur Kholilatul Izzah dari Pusat Riset Tanaman Perkebunan memaparkan bahwa coklat, yang merupakan tanaman tahunan utama di daerah tropis termasuk Indonesia, merupakan salah satu produk unggulan dengan produksi tahunan sekitar 170.000-180.000 ton menurut ICCO 2022.

Dalam penelitiannya, Izzah menggarisbawahi pentingnya keberagaman plasma nutfah untuk keberhasilan pemuliaan kakao. Hibridisasi buatan menggunakan genotipe ICCRI 03, TSH 858, DR 1, dan SCA 6 dilakukan untuk menghasilkan keanekaragaman baru pada progeni F1. Penelitian ini melibatkan analisis karakteristik fenotipik dan molekuler dari 20 progeni F1, yang dinilai berdasarkan 16 sifat kuantitatif.

Ia menggunakan penanda SSR untuk menganalisis hubungan genetik keturunan F1 dan menemukan bahwa persilangan antara TSH858xDR1 menunjukkan hasil yang signifikan dengan bobot polong dan jumlah biji yang lebih tinggi. Temuan ini menekankan kemanjuran hibridisasi dalam meningkatkan keragaman genetik kakao.

Di hari terakhir acara, tim Pusat Riset Tanaman Perkebunan melakukan kunjungan ke International Rice Research Institute (IRRI) di Los Banos. Mereka mengunjungi Genebank yang menyimpan koleksi sumber daya genetik padi dari seluruh dunia. Koleksi benih padi tersebut disimpan pada suhu -20°C hingga -80°C. Selain itu, mereka juga mengunjungi Phytopathology Laboratory, khususnya Virology Laboratory, yang tengah melakukan penelitian mengenai virus tungro pada padi dan mikrobioma.

"Pengalaman ini sangat berharga, terutama dalam hal memahami penyimpanan genetik dan penelitian terkini dalam virologi padi," ungkap Izzah.

Acara ini menjadi ajang penting untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi di bidang penelitian tanaman pangan.