REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dua dosen muda Sekolah Vokasi IPB University berhasil mendapat hibah penelitian dari The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) pada program the UC Seed Fund Collaborative Research Grant. Dosen IPB University tersebut adalah Beata Ratnawati, ST MSi (dosen Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan) dan Leonard Dharmawan SP MSi (dosen Program Studi Komunikasi). Selain dari IPB University, tim lainnya berasal dari Universitas Brawijaya dan Universitas Teknologi Sumbawa.
Penelitian yang berjudul “Comparative of Greenhouse Gases Effect from Agriculture Activities in Bogor and Sumbawa” akan mulai dilaksanakan pada 1 Juni 2022 hingga 31 Mei 2023, dengan total hibah penelitian senilai 5.000 dolar AS.
Penelitian ini diketuai dan diinisiasi oleh Beata Ratnawati ST MSi yang merupakan ahli di bidang pengelolaan lingkungan, pengelolaan persampahan, dan perubahan iklim. Ia menjelaskan, dirinya tertarik untuk meneliti pengaruh gas rumah kaca yang berasal dari sektor pertanian.
Dosen IPB University itu menjelaskan, gas rumah kaca yang sering dihasilkan dari sektor pertanian adalah karbon dioksida (CO2), metan (CH4) dan nitrous oksida (N2O). “Ketiga gas tersebut bersumber dari aktivitas pertanian antara lain pada saat pengolahan tanah, pembakaran biomassa, penggunaan pupuk dan pestisida,” kata Beata dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/6).
Selain itu, katanya, tingkat pengetahuan dan pemahaman petani terkait gas rumah kaca juga menjadi topik menarik untuk diteliti oleh Leonard Dharmawan SP MSi sebagai ahli sosial.
Selain IPB University, Universitas Brawijaya (Unibraw) juga merupakan University Consortium sebagai salah satu syarat untuk memperoleh grant ini. Rifqi Rahmat Hidayatullah Shut MSi (ahli pemetaan) merupakan dosen dari Universitas Brawijaya juga terlibat dalam tim ini. Selain itu juga ada dosen yang berasal dari Universitas Teknologi Sumbawa antara lain Nurul Amri Komarudin MSi. Ia nantinya akan meneliti terkait dengan persepsi petani dan peternak di Sumbawa terkait dengan efek gas rumah kaca.
Selain itu, akan dibantu oleh Yuni Yolanda Spi MSi sebagai ahli lingkungan dan statistika. Adapun Chairul Anam Afgani STP MP sebagai ahli Ilmu dan Teknologi Pangan turut bergabung menjadi bagian dari tim penelitian ini khususnya untuk meneliti di Sumbawa.
Bagi akademisi, penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan peneliti sebagai dosen dan menambah wawasan untuk perguruan tinggi mengenai keadaan di Bogor dan di Sumbawa terkait emisi gas rumah kaca (GRK). Bagi pemerintah daerah, penelitian ini menjadi sumber informasi untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan kota dan penentuan peraturan terkait perencanaan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).